Tag Archives: Tokyo

https://tsuhanfx.com

Sisi Tersembunyi Jepang: Antara Gemerlap Teknologi dan Bayang-Bayang Wisata Seks

Jepang kerap dipandang dunia sebagai negeri yang penuh inovasi teknologi dan budaya yang kaya. Namun, di balik citra tersebut, terdapat sisi gelap yang jarang disorot, yakni industri wisata seks yang kian berkembang. Salah satu kawasan yang menjadi perhatian adalah Taman Okubo di Tokyo, yang lokasinya tidak jauh dari kawasan hiburan Kabukicho. Fenomena ini menarik perhatian wisatawan dari Korea Selatan, Tiongkok, Taiwan, hingga negara-negara di Amerika Utara dan Eropa.

Dalam praktiknya, kecanggihan teknologi justru mempermudah interaksi antara pekerja seks dan turis asing. Aplikasi penerjemah di ponsel menjadi alat utama untuk melakukan negosiasi singkat. Menurut Ria, seorang pekerja seks, turis asing menjadi target utama karena mereka cenderung tidak banyak menawar, bahkan sering memberikan bayaran lebih dibandingkan warga lokal, yang saat ini tengah mengalami penurunan daya beli.

Di sisi lain, pelayanan kepada turis juga dianggap lebih aman karena mengurangi risiko berurusan dengan aparat berpakaian preman. Tarif layanan pun bervariasi, mulai dari 15 ribu yen hingga 30 ribu yen, atau sekitar Rp1,8 juta hingga Rp3,6 juta. Azu, pekerja seks berusia 19 tahun, mengaku bisa memperoleh 20 ribu yen hanya dalam waktu satu jam dengan syarat tertentu.

Sayangnya, banyak dari mereka beroperasi secara mandiri tanpa perlindungan, membuat mereka rentan terhadap kekerasan dan risiko tidak dibayar. Organisasi Rescue Hub berusaha memberikan jalan keluar dengan menawarkan tempat aman untuk para pekerja yang ingin meninggalkan dunia tersebut. Arata Sakamoto dari Rescue Hub menyebut, pandemi COVID-19 membuat banyak perempuan yang kehilangan pekerjaan terpaksa masuk dalam industri ini. Sayangnya, hingga kini hukum di Jepang lebih menekan pekerja seks daripada pelanggan mereka.

Putra Mahkota Akishino Hargai Paus Fransiskus dalam Misa Peringatan di Tokyo

Putra Mahkota Akishino mewakili Kaisar Naruhito dalam misa peringatan untuk Paus Fransiskus pada hari Minggu di Katedral St. Mary di Distrik Bunkyo, Tokyo. Misa yang diselenggarakan oleh Apostolik Nunsiat Jepang ini dihadiri oleh sekitar 1.000 orang, termasuk Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang, George Glass. Sebuah potret Paus Fransiskus, yang meninggal pada usia 88 tahun, dipajang dengan jelas selama acara tersebut sebagai penghormatan atas jasa dan warisan beliau. Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako memberikan karangan bunga yang indah sebagai tanda penghormatan kepada Paus yang telah meninggal dunia, menunjukkan kedalaman rasa kehilangan mereka atas kehilangan tokoh besar tersebut.

Setelah misa selesai, Putra Mahkota Akishino menghormati Paus dengan meletakkan bunga anyelir putih di atas meja bunga dan membungkuk dengan penuh penghormatan, sebagai simbol penghargaan terakhir kepada Paus Fransiskus. Hubungan beliau dengan Paus Fransiskus dimulai pada tahun 2016, ketika beliau dan Permaisuri Kiko melakukan kunjungan kehormatan ke Roma dan bertemu dengan Paus di Vatikan. Pada pertemuan tersebut, mereka berdiskusi tentang hubungan antara Jepang dan Vatikan. Pada tahun 2019, Kaisar Naruhito juga mengadakan pertemuan yang penuh makna dengan Paus Fransiskus di Istana Kekaisaran Tokyo, yang memperkuat hubungan bilateral antara kedua pihak.

Pada hari meninggalnya Paus, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako segera mengutus Koro Bessho, Kepala Kamar Kerajaan, untuk pergi ke Apostolik Nunsiat Jepang di Tokyo untuk menyampaikan ucapan belasungkawa mereka secara langsung. Selain itu, Kaisar juga mengirimkan telegram kepada Kardinal Kevin Farrell, pejabat Vatikan yang menangani urusan gereja, untuk menyampaikan belasungkawa dari dirinya, Permaisuri Masako, serta dari Kaisar Emeritus Akihito dan Permaisuri Emerita Michiko, yang juga merasa kehilangan atas meninggalnya Paus yang sangat dihormati di seluruh dunia.

Wisata Seks di Jepang Marak, Turis Asing Berbondong-bondong ke Taman Okubo

Fenomena wisata seks di Jepang semakin meningkat, dipicu oleh video viral di platform media sosial seperti TikTok dan Bilibili. Turis asing, terutama dari Korea Selatan, China, Taiwan, Amerika Utara, dan Eropa, kini sering terlihat di Taman Okubo, Tokyo, yang dikenal dengan kawasan Kabukicho. Di tempat ini, sejumlah pekerja seks komersial (PSK) Jepang menawarkan layanan seks berbayar kepada para pelanggan.

Menurut laporan AFP, fenomena ini dimulai setelah beberapa video di media sosial memperkenalkan Taman Okubo sebagai tempat wisata seks yang populer di kalangan turis. Para turis yang tidak dapat berbahasa Jepang biasanya menggunakan aplikasi penerjemah untuk berkomunikasi, menanyakan harga layanan dengan tulisan “Berapa?” di ponsel mereka. PSK di Okubo beroperasi tanpa perantara atau muncikari, melayani pelanggan dengan harga mulai dari 15 ribu hingga 30 ribu yen, atau sekitar Rp1,8 juta hingga Rp3,6 juta. Banyak PSK yang lebih memilih melayani turis asing karena mereka jarang menawar harga dan sering memberi uang lebih.

Selain itu, PSK Jepang juga merasa lebih aman melayani turis asing daripada warga Jepang, mengingat mereka khawatir terhadap kemungkinan pelanggan yang merupakan polisi yang sedang menyamar. Fenomena ini semakin diperburuk oleh kondisi ekonomi Jepang yang membuat daya beli pria Jepang menurun.

Namun, ada upaya dari organisasi non-profit Rescue Hub yang berfokus pada pendampingan para PSK. Mereka memberikan tempat aman bagi perempuan-perempuan yang terlibat dalam perdagangan seks, meski banyak risiko kesehatan dan keselamatan yang mereka hadapi. Kepolisian Tokyo belum memberikan respons terkait fenomena ini, meskipun patroli di kawasan tersebut sudah ditambah sejak Desember 2024.