Ketua Ikatan Pengusaha Kenshuusei Indonesia (IKAPEKSI), Pranyoto Widodo, mengungkapkan bahwa Jepang saat ini membutuhkan sekitar 150.000 tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia, di berbagai sektor. Lowongan pekerjaan ini terutama terbuka di sektor manufaktur, seperti pengecoran logam dan otomotif, serta sektor konstruksi yang masih sangat membutuhkan tenaga kerja baru untuk memenuhi permintaan yang terus berkembang.
Pranyoto menambahkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja di Jepang, terutama mengingat kualitas SDM Indonesia yang terus meningkat. Ikapeksi berkomitmen untuk membantu mempersiapkan calon tenaga kerja dengan meningkatkan kompetensi mereka agar lebih siap bersaing di dunia kerja internasional, khususnya di Jepang. Untuk itu, Ikapeksi bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar global.
Sebagai langkah awal, Pranyoto menyarankan calon tenaga kerja, terutama yang baru lulus, untuk mempersiapkan diri dengan mengikuti pelatihan bahasa Jepang. Salah satu tujuan utamanya adalah agar mereka dapat memperoleh sertifikasi bahasa Jepang, terutama Sertifikat Japanese Language Proficiency Test (JLPT) N4, yang sangat dibutuhkan oleh pengusaha Jepang di berbagai sektor pekerjaan.
Pranyoto juga menekankan bahwa pengusaha Jepang sangat tertarik untuk merekrut tenaga kerja asal Indonesia, yang dianggap memiliki etos kerja tinggi dan kemampuan yang dapat bersaing di pasar global. Dengan adanya peluang ini, program magang ke Jepang pun diharapkan dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Setelah menyelesaikan masa magang selama tiga tahun, para tenaga kerja tersebut memiliki kesempatan untuk kembali bekerja di Jepang dengan penghasilan yang lebih besar, yang tentunya akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan baik bagi tenaga kerja itu sendiri maupun keluarga mereka.